Pasar Sore Ramadan tahun ini kembali digelar di Kampung Nitikan Yogyakarta. Sebagai pembuka di hari pertama Ramadan, kirab gunungan takjil dan Alquran raksasa diarak sore ini.
Gunungan takjil diarak oleh pasukan berpakaian surjan lurik, lengkap dengan blangkon dan kain batik. Tak hanya itu, puluhan pria berseragam bak pasukan kerajaan Jawa juga mengiringi pawai yang menarik perhatian warga ini.
Kawasan ini setiap tahun selalu ramai menjadi lokasi pasar sore Ramadan selama bulan puasa.
Panitia Ramadan Masjid Muthohirin di Kampung Nitikan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Eko Wahyu, menjelaskan jika pasar sore Ramadan sudah digelar untuk ke-9 kalinya.
"Ramadan tahun lalu omset pedagang sampai Rp 5 milyar," ujarnya di lokasi pasar Sore Ramadan Kampung Nitikan, Yogyakarta, Sabtu (27/5/2017).
Jumlah stand tahun ini bertambah dari tahun lalu yang berjumlah 100 stand, tahun ini menjadi 200 stand. Stand berjejer sepanjang jalan dari Perempatan RSUD Yogyakarta ke arah timur sampai Jalan Tegal Turi atau sepanjang 700 meter.
"Kami berharap event Ramadan ini bisa menciptakan destinasi wisata kuliner Ramadan khas Yogyakarta, dan mampu mengangkat keunggulan khas kultural masyarakat Nitikan," paparnya.
"Event ini murni gerakan masyarakat, semua pendanaan kegiatan bersumber dari swadaya masyarakat," imbuh Eko.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Purwadi, yang hadir gerebeg takjil santri di Masjid Muthohirin, berharap pasar sore Ramadan di Nitikan terus berjalan. Apalagi kegiatan ini bisa menggerakkan ekonomi warga.
"Makanya apa yang sudah ada bisa diidentifikasi, agar nantinya di luar Ramadan potensi warga ini bisa dikembangkan," ujar Heroe.(dtc)
.jpg)
