BREAKING NEWS

Recent Comments

Kamis, 03 Maret 2022

Narkoba Diganti Susuk,Nasib Ratna Berubah!!


NASIB (baik) ternyata bisa dirancang. Ratna, gadis Medan, telah membuktikan itu. Bagaimana? Ini kisahnya. 

"Mulanya, setelah tamat SMA, aku kecanduan narkoba," Ratna mengenang masa remajanya. "Parah!! Pergaulanku dulu memang liar. Lebih banyak teman cowok daripada cewek," tambahnya. 

Narkoba pun mengantar gaya hidup Ratna dalam dunia malam. Ia sering masuk diskotek. Narkoba dijadikan alternatif pelarian. Lari dari kenyataan hidup. Hidup keluarga yang brooken. 

Beruntung situasi edan itu tak berlangsung lama. Tak sampai membuat gadis ini apatis. Semua berkat perkenalannya dengan Abah Rahman. Spiritualis itu memberinya pencerahan. Pencerahan soal apa itu narkoba. 

"Ya, aku masih ingat dengan semua pesannya," kenang Ratna lagi. Ia pun bercerita soal pesan sang cenayang. Narkoba, menurut Abah Rahman, adalah 
"budaya" masa lalu. 

Sudah dikonsumsi bangsa Sumeria di Timur Tengah sejak 5000 tahun Sebelum Masehi. Kala itu Narkoba adalah kebutuhan layak konsumsi. Pakaw atau teler menjadi penyempurna hidup yang tidak dinamis. Hidup nomaden --akrab bersama alam-- dan berburu saat lapar. 

Narkoba kala itu dipakai sebagai sarana mendekati para dewa. Itu makanya sampai sekarang candu menjadi bagian tidak terpisahkan dalam dunia spiritual. 

Dalam banyak ritus, candu sering dihidangkan. Barang ini sebagai pelengkap tumpeng. Sebuah jamuan untuk ‘kekuatan di luar sana’, yang dipercaya bisa mengganggu dan mengusik jalannya ritual atau upacara jika tidak disedekahi. 

Itulah Narkoba era baheula. 

Nah sekarang, saat populasi manusia semakin banyak dan kian menumbuhkan disharmoni serta aksi eksploitasi alam, Narkoba adalah barang yang penuh mudarat. 

Ia menghilangkan rasa malu. Merangsang orang bertindak brutal di luar kesadaran. Betapa murahnya nilai kemanusiaan jika sedang kecanduan barang ini. 

"Mending pakai barang ini, jauh lebih berfaedah," saran Abah Rahman pada Ratna, tiga tahun lalu. Persisnya Februari 2019. 

Saat itu Abah Rahman menyodorkan susuk. Barang bernilai mistis itu diyakini dapat mengubah nasib Ratna menjadi lebih tertata baik. Sejak itulah, lewat susuk yang ditanam di wajahnya, Ratna mulai merancang masa depan. 

"Dan ternyata memang benar!! Nasibku menjadi jauh lebih baik," seru Ratna. "Dua bulan setelah aku berhenti (Narkoba) dan mulai pakai susuk, penampilan baruku mulai menuai rezeki berlimpah," tambahnya. 

Ceritanya, persis saat mulai membenci Narkoba dan pasang susuk, sebuah band Top 40 di Medan mengajak Ratna bergabung sebagai salah satu vokalisnya. Band Top 40 adalah band yang membawakan lagu-lagu atau musik yang pernah dan sedang booming dari masa lalu sampai saat ini. 

Kebetulan Ratna memang memiliki suara cukup merdu. Penampilannya --apalagi sejak stop Narkoba dan pakai susuk-- semakin good looking. Banyak orang terpana saban melihatnya. 

Begitulah. Ratna kontan menerima tawaran itu. Dia pun mulai latihan dan tampil bersama band itu. Nah, baru dua bulan menghibur tamu-tamu sebuah pub di Medan, Ratna dan bandnya dapat tawaran menggiurkan.  

Dengan nilai honor naik hampir tiga lipat plus prospek karier yang lebih bagus, Ratna Cs dikontrak main di sebuah klub di Batam. Tawaran itu jelas diterima. Dan di sanalah bintang hidup Ratna semakin bersinar. 

Suatu malam, Juni 2019, di sela tampil bersama bandnya, seorang tamu jor-joran memberi Ratna uang tip. Tamu laki itu terpesona melihat sang biduan. 

Tamu itu dari Switzerland. Namanya Jean, berumur kira-kira 45 tahun. Sejak malam itu, selama Jean berada di Batam, Ratna tak cuma menghiburnya sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai teman di tempat tidur. 

Malah rencana Jean untuk tinggal di Batam hanya satu minggu membengkak menjadi tiga minggu. Kelak disusul pada bulan berikutnya ketika Jean memutuskan resign dari perusahaan tempatnya bekerja. 

Kedatangan kedua Jean itulah yang membuat Ratna terperangah. Itu karena bule tersebut memutuskan hidup bersama Ratna. Sejak itulah sampai sekarang Jean dan Ratna hidup di Batam. Di sana, pasangan ini membangun bisnis restoran. 

"Sampai sekarang, lewat WA (WhatsApp) setiap bulan saya terus merawat susuk ini pada Abah (Rahman)," aku Ratna, ditemui di tempat praktik Abah Rahman (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), baru-baru ini. Itulah kedatangan Ratna kali pertama di tahun ini. 

Selain mendatangi Abah Rahman, selama di Medan Ratna tentu berkumpul dengan keluarganya yang bermukim di kawasan Mandala By Pass. Oh Ratna, bagusnya nasibmu .. (*)
 
Copyright © 2014 RADAR BERITA ONLINE . Designed by OddThemes