BREAKING NEWS

Recent Comments

Sabtu, 22 Februari 2020

Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut, 8 Tewas

PENCARIAN : Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2).
Sleman (radarberitaonline)

Proses pencarian terhadap siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai di Sungai Sempor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali membuahkan hasil. Tim SAR gabungan telah mengevakuasi satu siswa yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

"Update hingga 04.20 WIB, telah ditemukan satu lagi korban meninggal dunia, sehingga total ada tujuh orang korban meninggal dunia," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2).

Biwara menyebutkan, korban ketujuh itu bernama Faneza Dida (13). Korban terindentifikasi Jumat malam. "Korban terakhir teridentifikasi pukul 23.00 WIB," jelasnya.

Hingga Sabtu pukul 07.45 WIB, identitas tujuh siswa SMPN 1 Turi yang meninggal dunia sudah teridentifikasi semua. Mereka yakni Sovie Aulia (15), Arisma Rahmawati (13), Nur Azizah (15), Lathifa Zulfa (15), Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14), Evieta Putri Larasati (13), dan Faneza Dida (13).

Diberitakan sebelumnya, kegiatan susur sungai siswa SMPN 1 Turi di Sungai Sempor, Sleman berujung duka mendalam. Para peserta hanyut saat susur sungai yang berada di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi tersebut.

Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan, pihaknya mengetahui kejadian itu dari siaran toa masjid. Dari pengeras suara itu diinformasikan ada anak yang hanyut.

"Tahunya tadi 14.30 WIB ada anak hanyut di Sungai Sempor. Kegiatan di situ murni kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi yakni susur sungai," ujar Tartono saat ditemui di lokasi, Jumat (21/2).

Tartono menjelaskan, saat kejadian di Dusun Dukuh belum terjadi hujan. Namun dari informasi yang dia dapat, hujan telah terjadi di wilayah atas.

"Di sini belum terjadi hujan. Tapi di atas sudah hujan," katanya.

Basarnas Yogyakarta mendapat laporan peristiwa itu sekitar pukul 16.00 WIB. Petugas bersama tim SAR gabungan langsung menuju TKP untuk proses evakuasi dan pencarian.

Kepala Basarnas Yogyakarta, Lalu Wahyu Efendi memimpin langsung operasi pencarian. Update pada Jumat (21/2) pukul 22.30 WIB, tercatat total ada 249 siswa yang ikut kegiatan susur sungai.

"Update terbaru pukul 22.30 WIB ada total 249 siswa yang ikut. 239 siswa selamat, 6 meninggal dan 4 orang masih dinyatakan hilang," ujar Wahyu di lokasi kejadian, Jumat (21/2) malam.

Ketua Kwarda Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) GKR Mangkubumi turut berduka atas kegiatan susur sungai SMPN 1 Turi yang berujung tewasnya sejumlah siswa. Mangkubumi juga menyayangkan tidak ada koordinasi yang baik antara pembina pramuka pendamping kegiatan susur sungai dengan sekolah.

"Kami turut berduka dan sedih mendengar berita ini. Jadi kejadian di SMPN 1 Turi ini semoga jadi yang terakhir, dan kami menyayangkan kegiatan pramuka di sini tidak terinformasi ke pihak sekolah," kata Mangkubumi di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2).

Putri sulung Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X itu melanjutkan, Kwarda Pramuka DIY meminta peristiwa ini menjadi pelajaran ke depannya. Mangkubumi berharap agar setiap pembina menjalin komunikasi intensif dengan pihak sekolah.

Tersangka
Sementara itu, kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan satu tersangka dengan inisial IYA terkait insiden hanyutnya ratusan siswa-siswi SMPN 1 Turi saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor, Turi, Sleman pada Jumat (21/2).

“Kita sudah menaikkan status salah satu dari para saksi dengan inisial IYA menjadi tersangka,” kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto di halaman Puskesmas Turi, Sleman, Sabtu.

Menurut Yuliyanto, IYA yang merupakan salah satu pembina pramuka sekaligus guru olahraga di SMPN 1 Turi, Sleman ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara yang dipimpin Direktur Reskrimum Polda DIY AKBP Burkan Rudy Satria pada Sabtu (22/2) siang.

“Sampai saat ini yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan, dilakukan BAP sebagai tersangka,” kata dia.
Tersangka, kata dia, diduga melanggar Pasal 359 KUHP karena kelalaiannya yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dan Pasal 360 karena kelalaiannya yang menyebabkan orang luka-luka. “Ancamannya masing-masing (pasal) lima tahun (kurungan),” kata dia.

Penahanan terhadap IYA, kata dia, masih menunggu keputusan dari tim penyidik.

Menurut dia, hingga saat ini Polda DIY telah melakukan pemeriksaan terhadap 13 orang yang terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah tujuh pembina Pramuka.

“Dari tujuh orang (pembina) ini, enam orang ikut ke lokasi, yang satu orang tinggal di sekolah menunggu barang anak-anak itu. Enam orang itu ikut mengantar anak-anak ke sungai. Dari enam orang itu empat turun ke sungai,” kata dia.

Berikutnya, kelompok kedua yang diperiksa adalah unsur Kwarcab Kabupaten Sleman yang terdiri tiga orang.

Menurut dia, tiga orang itu diperiksa untuk mengetahui bagaimana aturan yang ada berkaitan dengan manajemen risiko kegiatan Pramuka.

Adapun kelompok ketiga adalah warga yang tengah berada di lokasi kejadian kecelakaan sungai. Sebagian di antaranya merupakan pengelola wisata di Lembah Sempor.

Menurut Yuliyanto, jumlah tersangka tidak menutup kemungkinan masih bisa bertambah seiring dengan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang masih akan terus dilakukan.

“Dari pihak anak-anak peserta Pramuka belum dilakukan pemeriksaan dengan pertimbangan mereka masih trauma dengan peristiwa kemarin,” kata Yuliyanto.

Data terakhir Pusdalops BPBD DIY hingga Sabtu (22/2) mencatat total murid yang melakukan aktivitas ini berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125. Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.

Sementara itu, perkembangan terkini murid yang menjadi korban meninggal berjumlah delapan murid dan dua lainnya belum terkonfirmasi.

Insiden ini bermula ketika sejumlah murid yang tergabung dalam kegiatan pramuka melakukan penyusuran Sungai Sempor. Insiden tersebut terjadi diperkirakan karena arus deras dan volume air sungai yang meluap secara tiba-tiba dari hulu sungai. Arus deras dan volume air ini akhirnya menghanyutkan peserta susur sungai hingga mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dan luka-luka. (detikcom/Ant/d)

---iklan---
Melayani ritual damai perkara, pelaris, pengasihan, pelet, kunci pasangan, kerezekian, kepangkatan, WA 81376306023 blog : abah-rahman.blogspot.com

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 RADAR BERITA ONLINE . Designed by OddThemes